Minggu, 22 April 2012

Teori Konsultasi Gizi


Konsultasi gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk mengembangkan pengertian dan sikap ppositif terhadap makanan agar penderita dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidup sehari-hari (PGRS, 1991). Menurut Besty (1997), konsultasi gizi merupakan suatu proses dalam membantu seseorang menegrti tentang keadaan dirinya, lingkunagnnya dan hubungan dengan keluarganya dalam membangun kebiasaan yang baik termasuk makan sehingga menjadi sehat dan produktif.
Ada empat langkah dalam penetalaksanaan konsultasi gizi yaitu:
1. Tahap perlibatan (involving)
2. Tahap penjelasan (exploring)
3. Tahap pemecahan masalah (resolving)
4. Tahap kesimpulan (concluding)
Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah adanya transfer pengetahuaan tentang gizi dan sikap penderita terhadap bagaimana sebaiknya terapi diet atau makanan yang harus dimakan oleh orang sakit (Kusumawati 2006).
Konseling gizi bertujuan membantu klien mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberikan alternatif pemecahan masalah individu. Hubungan atau kedudukan klien dan konselor adalah sejajar atau horisontal. Informasi digali dengan keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta membangun percaya diri agar klien mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalahnya sendiri. Keterampilan komunikasi merupakan dasar dari keterampilan konselor dalam konseling gizi. Keterampilan komunikasi meliputi keterampilan mendengar dan mempelajari serta keterampilan membangun percaya diri dan dukungan. Konseling dapat dikatakan efektif apabila komunikasi dilakukan dua arah antara klien dengan konselor.
Konselor yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu menjaga hubungan baik dengan klien sejak awal, mengenali kebutuhan klien, mampu menumbuhkan rasa nyaman pada klien, mendorong klien untuk memilih cara pemecahan masalah yang terbaik, memberikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang baik, memberi perhatian secara khusus, dan menjaga rahasia serta kepercayaan klien. Konseling gizi dapat dilakukan dimana saja asalkan tempat harus aman, nyaman, dan tenang. Waktu yang diperlukan dalam konseling gizi antara 30-60 menit. Keberhasilan konseling dapat tercapai dengan bantuan peran keluarga atau pendamping klien. Klien dapat terpantau oleh keluarganya agar tetap disiplin dalam pelaksanaan perubahan pola makan. Ada beberapa teori mengenai perubahan perilaku, yaitu:
1.    Laquatra dan Danish, menyatakan bahwa koseling terdiri dari dua tahap. Pertama adalah membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara konselor dengan klien. Tahap kedua membentuk strategi perubahan perilaku. Kedua tahapan tersebut didasari oleh kemampuan membangun komunikasi yang dilakukan oleh konselor.
2.    Pavlov, et all, menyatakan tiga model pembalajaran yang menjadi dasar perilaku konseling. Pertama, perubahan perilaku secara langsung dapat membentuk perilaku seseorang bila perubahan tersebut dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya. Kedua, meniru. Ketiga, konsep model lainnya yang tidak berdasar.
3.    Model Trasteoretikal, ada enam tahapan yang harus dilalui dalam perubahan.
  1. 1)    Prekontempalsi, klien belum menyadari adanya permasalahan.
  2. 2)    Kontemplasi, sudah timbul kesadaran akan adanya masalah.
  3. 3)    Preparasi, tahap kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ketahap kontemplasi.
  4. 4)    Aksi, klien mulai melakukan perubahan.
  5. 5)    Pemeliharaan, perubahan perilaku yang telah dicapa memerlukan pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan. 
  6. 6)    Relaps, terjadi kekambuhan sehinggaproses perubahan perilaku perlu dilakukan dari awal lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar